Kamis, 12 Februari 2009

Tentang seorang teman

Aku hanya bisa mendesah dan berkata “Manusia cepat berubah yah”. Yup. That’s the truth,they do easily change just like the weather. Hari ini suatu kejadian membuatku lebih intropeksi diri (untuk yang kesekian kalinya). Rasanya selama kemarin-kemarin (even a few months ago) aku masih merasa berada di awang awang, padahal itu hanya kenangan. Mungkin bukan hanya aku, lebih tepatnya..ternyata bukan hanya aku. Semua pun turut merasakan. Seorang pribadi yang hangat menjadi lebih dingin, terutama buatku. Aku siap menerima konsekuensi yang ada. Mungkin sikapku menyakiti nya terlalu dalam. Apapun itu, semua adalah pilihan. Sebuah pilihan bagaimana kita menghadapi tembok pembatas, apakah kita malah menjauh, atau tetap mempunyai pengharapan akan keadaan yang terbaik. Saat ini aku memilih untuk diam di tempat, melihat keadaan sekitar, mencoba memandang dari sudaut pandang elang, melihat secara keseluruhan, barulah mengambil sikap. Lebih penting lagi adalah sikap hatiku. Supaya tidak ada dendam atau apapun, walau kata dan pandangan tajam selalu ada. Tuhan selalu memberkatimu dan juga keluarga. Lagu instrument full house selalu menemaniku di saat tenang ini, terima kasih. =)

2 komentar:

Lindsey mengatakan...

I have no idea what you're saying... But it's beautiful. :)

callalover mengatakan...

Thanks a lot. Memang sengaja tidak dipublish secara eksplisit. =) hehe!!! Gbu